Ketapang:HumproDPRD – Satu pekan acara Napak Tilas Kabupaten Ketapang, Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berpartisipasi berhasil meraup omset hingga setengah miliar rupiah.
Ketua Panitia Napak Tilas, Gusti Kamboja memaparkan, ratusan pedagang kaki lima, stand UMKM termasuk stand pameran mengisi area Balai Sungai Kedang.
“Mulai dari PERBAKIN, komunitas perbankan, Ormas, organisasi kewanitaan, kemudian UMKM 34 stand, PKL 224 stand dengan total omset hari ke tujuh mencapai Rp 415 juta,” papar Gusti Kamboja saat acara penutupan Napak Tilas, Sabtu (28/10/2023) malam.
Gusti Kamboja menyebut, tak hanya di kawasan Balai Sungai Kedang, pelaku UMKM Napak Tilas juga meraup hasil di Kecamatan Tumbang Titi. Sedikitnya terdapat 225 PKL dengan omset mencapai Rp 75 juta Rupiah.
“Sementara di kawasan Agrowisata Tanjung Pura Baru terdapat 15 PKL dengan omset mencapai Rp 50 juta,” sebut Kamboja.
Selain membeberkan omset pada kegiatan Napak Tilas ini, Gusti Kamboja juga merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Ketapang agar Festival Tanah Kayong dapat dijadikan kalender daerah dan dilaksanakan bersamaan dengan Hari Jadi Ketapang.
“Kami merekomendasikan juga membangun Tugu Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Tarian Putri Junjung Buih dan makan ketupat colet sebagai bentuk delegasi dari Pemkab Ketapang,” terangnya.
Gusti Kamboja juga menilai perlu untuk mendaftarkan hak cipta Tarian Putri Junjung Buih dan makan ketupat colet serta Opera Perang Kedang ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia.
“Kami dari panitia pelaksana tentunya tidak akan berhasil kegiatan ini kalau berbagai pihak tidak membantu mensukseskan kegiatan acara napak tilas ini,” pungkasnya.**(ms).