Kamis, 13 Februari 2025 – menjadi momen penting untuk Kecamatan Benua Kayong dalam menyusun rencana pembangunan yang lebih terarah dan berkualitas. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Ketapang tahun 2026 kali ini digelar di Gedung Pertemuan Kecamatan Benua Kayong, dan dihadiri oleh banyak tokoh penting, mulai dari Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Achmad Sholeh, ST., M.Sos, hingga sejumlah anggota DPRD seperti Nursiri, Wasti, Hasib Setiawan, dan M. Fuadi, S.Si.
Tak cuma itu, acara ini juga melibatkan banyak pihak, termasuk kepala desa, lurah, dan kepala OPD dari berbagai dinas penting seperti Dinas Koperasi Kab. Ketapang Edi Radiansyah, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Ketapang, Drs. H. Maryadi Asmui’e. Semua hadir dengan satu tujuan: merancang pembangunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Ketapang!
Tak bisa dipungkiri, salah satu hal yang bikin acara Musrenbang kali ini terasa spesial adalah semangat kebersamaan yang muncul. Achmad Sholeh, selaku Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang ikut berperan dalam memperbaiki jalan-jalan rusak. Ia menyebutkan bahwa inisiatif warga untuk menambal jalan-jalan yang rusak di Tuan-Tuan dan Banjar adalah contoh nyata betapa pentingnya gotong royong dalam membangun daerah. “Saya berharap niat baik ini mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT,” ujarnya.
Namun, dalam acara ini, Achmad Sholeh juga berbicara tentang tantangan besar yang dihadapi oleh Kabupaten Ketapang, yaitu pemangkasan anggaran. Berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 2025, dana transfer dari pemerintah pusat untuk daerah mengalami pemotongan yang signifikan, termasuk pemangkasan Rp 152 miliar untuk belanja modal. Meski demikian, Sholeh menekankan bahwa usulan yang tidak bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) tetap tidak akan terpengaruh.
Dalam Musrenbang kali ini, banyak anggota DPRD yang menyuarakan aspirasi masyarakat agar tidak ada usulan pembangunan yang hilang begitu saja. Hasib Setiawan, salah satu anggota DPRD, menekankan pentingnya memperjuangkan usulan dari desa-desa agar tidak hilang saat sampai ke kabupaten. “Ini masalah klasik, tapi jangan biarkan kita menyerah! Kita harus tetap memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan desa-desa kita,” ungkap Hasib dengan semangat.
Selain itu, Wasti juga menegaskan bahwa kerja sama yang kuat antara pemerintah, kepala desa, dan dinas terkait sangat diperlukan agar pembangunan yang diusulkan dapat terlaksana dengan baik. “Sinergi itu kuncinya! Jangan biarkan program pembangunan yang sudah disusun terpangkas begitu saja,” ujar Wasti.
Di sisi lain, M. Fuadi, S.Si, berbicara mengenai sektor ketahanan pangan yang harus menjadi perhatian utama dalam perencanaan pembangunan ke depan. “Pembangunan yang fokus pada ketahanan pangan akan sangat bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita perlu memperluas lahan dan meningkatkan produktivitas agar kelompok tani semakin aktif,” kata Fuadi.
Tak kalah penting, Nursiri juga mengingatkan untuk tidak mengabaikan masalah yang dihadapi masyarakat di lapangan. Ia menyoroti keluhan dari Kelurahan Mulia Kerta, yang sudah 3 tahun menggunakan tenda sebagai ruang kelas akibat kekurangan ruang. “Mari kita bantu agar masalah ini segera diatasi. Kita harus bekerja sama untuk pembangunan yang lebih baik di Ketapang,” tegas Nursiri.
Musrenbang Kabupaten Ketapang 2026 kali ini membuktikan betapa pentingnya keterlibatan semua pihak dalam merancang pembangunan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Meskipun ada tantangan besar, seperti pemangkasan anggaran, semangat kebersamaan dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat akan menjadi modal utama untuk mewujudkan Ketapang yang lebih maju, sejahtera, dan berkualitas di masa depan.